𝗠𝗮𝗹𝗮𝗻𝗴, 𝗽𝗮𝗴𝗮𝗸𝘁𝘃𝗺𝗮𝗹𝗮𝗻𝗴𝗻𝗲𝘄𝘀.𝗰𝗼𝗺 - Sang maestro seni Yongki Irawan atau yang akrab disapa mbah Yongki telah berpulang ke Rahmatullah pada Selasa, 28 Maret 2023, pukul 00.32 wib, di Rumah Sakit Saiful Anwar kota Malang.
Seniman dan budayawan senior ini adalah salah satu seniman yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan seni budaya. Semangat dan totalitasnya didunia seni patut dijadikan teladan bagi semua pelaku seni kota Malang.
Selain di kenal sebagai seniman teater, tari dan lukis, beberapa tahun belakangan beliau juga aktif mempopulerkan kembali dolanan anak tempo dulu yang berbentuk boneka tradisional yang diberinya nama Nyai Puthut. Permainan yang mirip dengan Nini Thowok atau Jailangkung ini, dimasa lalu dimainkan oleh anak-anak kala bulan purnama. Biasanya mbah Yongki memandu permainan ini untuk dikenalkan dalam berbagai acara. Tujuannya adalah melestarikan budaya, sekaligus agar anak tidak merasa takut dengan permainan tempo dulu ini.
Selain itu beliau juga sering mengenalkan dan memandu permainan bambu gila. Yang konon dikenal sebagai permainan penuh magis. Dedikasinya sebagai pelestari budaya nusantara patut di acungi jempol.
Mbah Yongki tidak segan mengajar anak-anak dan pemuda pemudi tari Topeng, mengajarkan tenaga dalam, kesenian ludruk, bahkan mengajar kalapan, jaranan dan bantengan. Dan masih banyak lagi ilmu mbah Yongki yang diberikan kepada sekitarnya. Semua ini dilakukan dengan sukarela dan tanpa pamrih.
Berbagi ilmu yang dimiliki adalah salah satu kegiatan kegiatan yang sering sekali beliau lakukan. Mbah Yongki adalah Seniman sejati, sosok guru,, yang memang layak untuk di GUgu dan ditiRu.
Mbah Yongki aktif di DKM ( Dewan Kesenian Malang) sejak tahun 1970. Beliau adalah salah seorang yang sangat antusias dan getol dalam pelestarian budaya nusantara di kota Malang. Hasil dari aktifitas serta kerja kerasnya membuat beliau di anugerahi berbagai sertifikat penghargaan sebagai pelestari budaya nusantara.
Pesannya yang seringkali disampaikan dalam setiap acara adalah " Seniman adalah orang yang selalu berkarya, melahirkan karya dan sekaligus melestarikan karya seni dan budaya masa lalu "
Hingga sekitar dua hari sebelum wafat, beliau masih mengikuti kegiatan di gedung MCC dan nampak dalam giat di hotel Atria.
Meninggal di usia 72 tahun, membuat terkejut semua kalangan seniman dan budayawan kota Malang. Ratusan orang ikut menangis larut dalam kesedihan akan rasa kehilangan.
Selamat jalan Sang maestro, namamu akan selalu dikenang sebagai tokoh budaya dan seniman kebanggaan yang pernah dimiliki kota Malang.
(Sherly)